Kamis, 27 September 2012

Usaha ''beternak sapi potong''

Ternak sapi sudah tidak asing lagi bagi masyarakat jawa khususnya di daerah pedesaan. Sapi merupakan Investasi yang populer di pedesaan. Akan tetapi Peluang Usaha Ternak Sapi di pedesaan umumnya masih klasik.
Kotoran sapi sangat baik untuk pakanikan lele, karena ini sangat baik untuk pertumbuhan ikan lele.
Saat ini yang sedang ngetrend adalah Ternak Sapi Potong, sebab pertumbuhannya lebih cepat dan harganya juga lebih mahal dari sapi biasa.
Dalamusaha ternak sapi potongada tiga factor utama yang harus di perhatikan.Yaitu : Penyediaan pakan yang tidak boleh telat, kualitas pakan dan sumber pakan.  
Untuk pemeliharaan sapi potong dapat di lakukan dengan tiga cara, yaitu  :
  1. Penggemukan dengan memberikan pakan penguat yang terdiri dari : biji-bijian, jagung serta hasil ikutan produk pertanian seperti katul, bungkil kelapa dan bungkil kacang. Pada pola ini ternak dikandangkan terus menerus.
  2. Penggemukan dengan cara melepas ternak di padang penggembalaan.
  3. Penggemukan campuran, merupakan perpaduan antara nomor satu  dan nomor dua. Selain digembalakan juga diberi pakan penguat (konsentrat).
Di Indonesia jenis-jenis sapi potong yag sangat popular adalah : sapi tropis (sapi Madura, Bali, Ongole dan Brahman), sapi subtropis (Simental, Limousin, Shorthorn, Hereford, Charolais, Aberdeen Angus) dan sapi persilangan (Brahman Cross).
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalamTernak sapi potong, Anda harus memperhatikan factor-faktor berikut ini.
Pemeliharaan Bibit.
Budidaya sapi potong sangat tergantung pada pemilihan bibit yang baik, Khususnya sapi jantan. Bibit harus sehat, tidak cacat, dada dalam dan lebar, tidak kurus, mempunyai perimbangan tubuh yang harmonis, untuk pejantan mempunyai testis yang normal dan berumur setidaknya 2 tahun (sudah siap bereproduksi) dengan bobot badan sekitar 250-300 kg (sapi PO).
Pemeliharaan Kandang.
Kondisi kandang juga harus anda perhatikan betul, kandang harus strategis. Misalnya dekat dengan lokasi pertanian dan perkebunan agar terjalin integrasi tanaman-ternak, cukup jauh (± 50 m) dari pemukiman, memiliki sumber air bersih dan dekat dengan jalan. Konstruksi kandang harus kuat, luasan memenuhi syarat, sirkulasi udara dan sinar matahari cukup, drainase limbah baik, mudah dibersihkan, lantai rata, tidak licin, tidak kasar, mudah kering, tahan injak, terdapat tempat pakan dan minum.
Ada 2 tipe kandang : (1) Kandang koloni; terdiri dari satu ruangan untuk memelihara ternak dalam jumlah banyak. Kandang seukuran 7 x 9 m dapat menampung 20 ekor sapi. (2) Kandang tunggal; terdiri dari satu ruangan, digunakan untuk memelihara satu ekor ternak. Kandang seukuran 2,25 x 1 m atau 3,75 m2/ekor.
Pakan Yang Berkualitas
Usahakan pakan yang diberikan mengandug Zat dan Protein tinggi dan enegi.   Pakan ternak ruminansia meliputi hijauan rumput-rumputan sebagai sumber energi dan hijauan leguminosa sebagai sumber protein serta dapat disertakan pakan tambahan konsentrat. Kebutuhan kebutuhan hijauan segar 10% dari bobot badan, sedangkan pakan konsentrat sebanyak 1–2 % dari bobot badan. Konsentrat merupakan pakan tambahan yang mempunyai kadar serat rendah dan kadar energi tinggi.
Hijauan rumput yang biasa dijadikan pakan ternak seperti rumput alam, rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata), rumput benggala, rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Sedangkan jenis leguminosa seperti lamtoro (Leucaena leucocephala), kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn), gamal (Gliricidia sepium), turi (Sesbania grandiflora), albesia. Sisa hasil pertanian yang dapat dijadikan sumber hijauan pakan ternak seperti jerami padi, daun dan tongkol jagung, jerami kacang tanah. Jerami padi mempunyai kadar serat yang tinggi dan kadar energi rendah sehingga nilai cernanya rendah. Untuk itu diperlukan suatu perlakuan agar mudah dicerna yaitu dengan proses fermentasi.
Pengolahan Limbah
Disamping menghasilkan produk utama berupa daging, usaha peternakan juga menghasilkan produk sampingan berupa limbah kotoran ternak (feses). Setiap harinya, seekor sapi menghasilkan kotoran 10-15 kg. Pada peternakan skala kecil mungkin hal ini tidak begitu berpengaruh karena jumlahnya yang sedikit. Akan tetapi pada usaha peternakan skala besar limbah dapat menimbulkan masalah bagi pelestarian lingkungan bila tidak ditangani dengan benar. Karena itu, perlu dilakukan pengolahan limbah secara tepat dan ramah lingkungan.
Akan lebih bagus jika anda juga ternak ikan lele. Jadi anda tidak di pusingkan dengan kotoran sapi dan pakan lele yang mahal.
Selama ini, limbah ternak dapat diolah untuk dijadikan kompos dan sebagai bahan baku penghasil biogas. Dengan adanya pengolahan limbah ternak ini selain dapat mengatasi masalah lingkungan juga dapat memberikan nilai tambah bagi peternak karena mempunyai nilai ekonomis. Pembuatan kompos dapat mendukung kegiatan pertanian untuk mengembalikan kesuburan lahan. Adapun pembuatan biogas dapat dijadikan alternatif pengganti sumber energi yang tidak dapat diperbaharui seperti bahan bakar fosil. Selain menghasilkan gas metan, biogas juga menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
Penanganan Penyakit
Beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang pada sapi, yaitu :
a. Foot Root (kuku busuk). Disebabkan oleh infeksi bakteri / kuman Fusobacterium necrophorus dan Fusiformis nodosus pada daerah kuku. Pengobatan dilakukan dengan cara membersihkan jaringan mati/busuk di kuku, kuku dipotong sampai bagian sehat terlihat, kemudian direndam dalam cairan desinfektan seperti formalin 10%, dan diperban
b. Septichaemia Epizooticae (SE / ngorok). Penyakit ini menular akibat bakteri Pasteurella multocida. Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan pengobatan dapat digunakan antibiotik streptomisin, teramisin atau aeromisin.
c. Malighnant Catarrhal Fever (MCF/ingus jahat). Disebabkan oleh virus herpes dan merupakan suatu penyakit infeksi. Pengobatan belum ada, untuk mencegah infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik berspektrum luas, tidak menempatkan kandang ternak sapi dekat dengan kandang domba.
d. Anthrax (radang limpa / cenang hideung). Bersifat menular dan merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Pencegahan dilakukan di daerah yang pernah terjadi penyakit dengan vaksinasi. Sedangkan pengobatan yang efektif yaitu dengan memberikan antiserum homolog dan dapat juga dikombinasikan dengan antibiotik penisilin atau streptomisin.
e. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Merupakan penyakit sangat menular pada hewan berkuku genap yang disebabkan oleh virus. Pengendalian dapat dilakukan dengan vaksinasi hewan-hewan rentan dan pengobatan dengan antibiotik dapat diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.

0 komentar:

Posting Komentar