Barang-barang rongsokan seperti plastik,
kertas, tembaga, dan sebagainya banyak melimpah di sekitar kita. Hal
tersebut tanpa disadari menjadi sebuah peluang bisnis yang tidak hanya
menggiurkan, tetapi juga akan mendatangkan keuntungan lumayan. Meski
terkesan ‘jorok’, namun perputaran uang
dalam bisnis ini lebih cepat dari usaha-usaha lainnya. Barang-barang
rongsokan yang memiliki harga jual tinggi antara lain besi rongsokan,
kemudian plastik/ koran bekas.
Untuk besi rongsokan memang susah untuk didapat, berbeda dengan kertas/
koran bekas yang dapat dengan mudah ditemukan di rumah-rumah ataupun
perkantoran.
Bisnis ini bagi kebanyakan orang dikatakan bisnis “pemulung”, namun
hasil dari bisnis ini bisa disejajarkan dengan usaha-usaha lainnya yang
lebih mentereng. Menurut seorang pengusaha barang bekas Raisya yang
selama ini membuka usahanya di kawasan Cimanggis, Depok, untuk membuka
usaha ini diperlukan kerja keras, semangat, dan positif thinking. Karena
jika tidak, maka peluang bisa diambil pihak lain yang juga menggeluti
usaha dibidang yang sama. “Karena usaha ini bergulir terus. Setiap hari
ada saja barang baru yang datang untuk dibeli dari pengepul. Jadi,
persaingan juga ketat,” imbuhnya tanpa mau menyebutkan berapa keuntungan
yang diperolehnya setiap bulan dari usahanya ini.
Menjadi pengepul barang bekas memang memerlukan tekad dan berani
malu, karena tidak sedikit pula orang yang ragu dan merasa jorok dengan
usaha semacam ini. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memiliki
tempat penampungan. Kemudian setelah itu Anda hanya perlu mencari
informasi tentang harga beli dan jual barang-barang bekas di wilayah
Anda, cari yang paling murah harga belinya. Kemungkinan perbedaan
harganya hanya 100 sampai 200 rupiah, tapi percayalah uang receh itu
nantinya yang membuat usaha anda besar apalagi bila transaksi nya sampai
berton-ton. Terlebih jika Anda menjalin sebuah kesepakatan dengan
pengepul yang lebih besar dikota Anda, apabila Anda sanggup menyediakan
barang bekas dengan jumlah tertentu, kemungkinan besar Anda akan diberi
harga yang lebih murah sehingga margin keuntungan anda akan lebih besar.
Setelah itu Anda perlu promosi usaha Anda, baik itu melalui iklan
baris di koran-koran dengan ataupun dengan memberitahu ke orang-orang
terdekat Anda tentang usaha yang dirintis ini. promosi dari mulut ke
mulut akan lebih efektif pastinya, bila hal tersebut dirasa masih kurang
dan Anda masih punya dana, tidak ada salahnya buat selebaran
pemberitahuan yang disebar disekitar rumah Anda. Selebaran ini cukup
dari kertas buram biasa tetapi dengan bahasa yang menarik. Cantumkan
nama, alamat Anda, no telp, dan kesediaan Anda untuk mengambil barang2
bekas dari pelanggan dengan harga yang pantas.
Kunci untuk sukses dalam usaha ini adalah sabar, karena proses ini memang tidak instan, seorang anak
umur 18 tahun di kota Malang mulai merintis bisnis ini dengan modal
hanya 300rb dari uang tabungannya, harus menunggu selama 1 bulan lebih
untuk mendapatkan pelanggan pertamanya, dan usahanya kini ber omset 20
sampai 25 juta dalam 1 bulan, transaksi dalam sebulan mencapai 2 sampai 3
ton barang-barang bekas. Jadi, ingat juga rumus ‘kalau ada satu,
berarti ada dua’, sehingga Anda harus menunggu pelanggan pertama muncul,
karena pasti berikutnya ada pelanggan kedua.
Minggu, 21 Oktober 2012
Bisnis ''Rongsokan''
05.43
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar