Populasi
murai batu kini hanya ditemukan di kawasan pedalaman hutan konservasi
seperti Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Dua
Belas (TNB) dan Taman Nasional Berbak (TNB). Itupun jumlahnya tidak
seberapa. Species
Murai Batu mulai langka atau terjadi penurunan populasi yang cukup
tajam selain kerusakan hutan juga tingginya penangkapan dan minat
masyarakat penggemar burung berkicau.
Murai batu (Copsychus malabaricus) adalah
jenis burung berkicau yang sangat populer dan memiliki habitat asli di
seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia, serta sebagian Pulau
Jawa. Penangkaran burung murai batu belakangan ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.
Tentu
kita tidak asing lagi denganburung ini. Ciri khasnya berupa bulu hitam
di seluruh tubuh, kecuali pada badan bagian bawah yang memiliki warna
merah cerah dan sebagian kusam, serta sedikit warna biru di kepala.
Ekornya panjang menjuntai.
Murai
batu pemakan serangga kecil seperti jangkrik, ulat, laron, dan
sebagainya. Tapi murai yang dipelihara juga makan pelet kombinasi kroto,
jangkrik, ulat hongkong, telur lebah, dan poer (voer) yang banyak
dijual di toko. Para pengusaha penangkaran burung murai biasanya
mengawinkan pasangan satu induk (incest).
Jenis Murai Tangkar
Ada beberapa jenis murai batu yang ditangkarkan, antara lain:
- Murai medan, Burung Murai paling mahal berasal dari Medanciri khasnya berupa bulu berwarna cokelat dan ekor agak melengkung, kakinya model belimbing.
- Murai medan super, cirinya hampir sama dengan murai medan biasa, tapi ekornya lebih panjang dan kicaunya lebih bagus.
- Murai lampung, ciri khasnya berupa ekor lurus dan dada agak kekuningan.
- Murai kalimantan, ciri khasnya berupa kebiasaan mengembangkan bulu dada saat berkicau.
- Murai tanjung redep, ciri khasnya berupa garis putih di kepala.
Dari
sekian jenis murai batu, yang paling banyak diminati adalah jenis murai
medan super. Murai jenis ini memiliki kicauan yang lebih bervariasi
dibanding jenis murai lain sehingga harganya cenderung lebihmahal.
Peluang Usaha Penangkaran Burung Murai .
Selama ini jenis murai yang paling banyak di cari orang dan penghobis
adalah jenis murai Medan . Adapun cirinya antara lain : bulu – bulunya
berwarana coklat tua , ekornya panjang agak melengkung . Murai Medan
yang super mempunyai ekor panjang , sedangkan yang biasa berekor pendek .
Selain Murai Medan yang juga di cari banyak pengobi adalah murai
Lampung . Murai lampung mempunyai ciri ekornya yang lurus dan warna dada
agak kuning . Jenis Murai yang lain adalah murai Kalimantan dan Murai
Lahat .
Tips Penangkaran Burung Murai Medan.
Burung murai batu dari medan ini terkenal paling mahal. Penangkaran
murai batu Berdasar teori harus di tempat sepi, ini di tempat
lalu-lalang manusia. Teorinya kandang harus lega (ukuran rata-rata
1,2X1,5meter tinggi 2 meter) ini sempit (80 X 90 cm tinggi 2 meter).
Teorinya dalam kandang harus kena sinar matahari, ini gelap.
“Tapi
anehnya, justru burung-burung ini sangat produktif sekali. Padahal anda
tahu kalau suasananya bisa dikatakan tidak memenuhi syarat, sangat
sempit dan terlalu bising. Bahkan hampir semua kandang tidak mendapat
sinar matahari secara langsung,” katanya sambil memperlihatkan
kandang-kandang penangkaran yang ada di halaman depan rumahnya.
Kakek
bercucu empat ini membangun kandang penangkarannya hanya berukuran 80
cm x 90 cm dengan tinggi 2 meter. Bahan kandang terbuat dari kawat ram
ukuran 1 cm dan besi siku. Antar kandang diberi sekat penutup terbuat
dari karet talang yang berfungsi agar burung yang diletakkan dalam
kandang berjejer tersebut tidak saling melihat. Alas kandang masih
berupa tanah yang diberi pasir.
“Pemberian
pasir dimaksudkan agar ngasin atau makan batu-batu kecil. Dan kadang
burung bisa kipu di pasir-pasir tersebut,” katanya beralasan.
Pakan
dari burung-burung di penangkarannya adalah jangkrik, kroto dan ulat
kandang. Voer tidak diberikan selain karena tidak pernah dimakan juga
disebabkan kepercayaan bahwa burung dengan pakan alami dengan komposisi
yang sesuai akan menghasilkan anakan yang lebih banyak dan lebih sehat.
“Pemberian
pakan harus disesuaikan dengan kondisi burung, tidak bisa
disamaratakan. Burung yang bertelor berbeda menu pakannya dengan burung
saat belum bertelor,” paparnya.
Pakan
burung yang belum bertelor adalah kroto dua sendok, jangkrik 30 ekor
pagi dan 10 ekor sore, ulat kandang dua sendok makan. Sedangkan saat
bertelor kroto dihilangkan, jangkrik dikurangi menjadi 25 ekor dan ulat
kandang tetap diberikan.
“Pengurangan
pakan saat burung bertelor bertujuan untuk mengurangi birahi, karena
jika burung birahi biasanya telor dibuang. Nah, saat burung menetas
pakan ditambah menjadi dua kali lipatnya. Misalnya jangkrik menjadi 60
ekor, kroto full dan ulat kandang masih dikonsumsikan,” terangnya.
Burung
biasanya akan menetas setelah dierami selama dua minggu, kemudian akan
dipanen setelah piyikan menginjak usia seminggu dan piyik sudah bisa
diberi ring. Setelah pemanenan sang induk diberi pakan biasa, yaitu
kroto dua sendok, jangkrik 30 ekor pagi dan 10 ekor sore serta ulat
kandang dua sendok. Begitu seterusnya hingga saat indukan bertelor lagi.
“Biasanya seminggu kemudian si betina sudah bertelor lagi dan tentu
pakannya disesuaikan lagi,” katanya.
Menurut
Anton masa paling rawan adatah saat penyapihan piyikan dari sang induk
hingga piyikan berumur sebulan, karena pada masa-masa itu sering terjadi
kematian piyik. “Memang masa paling sulit adalah saat piyikan diambil
dari induknya, apalagi jika cuaca dingin saat musim penghujan. Tapi
setelah piyikan kita beri vitamin bayi dan diberi penghangat tingkat
kematian sudah bisa dltekan,” terangnya.
Setelah
kandang dibangun, langkah berikutnya siapkan indukan burung Murai Batu.
Carilah burung dewasa jantan dan betina yang siap kawin dan sehat.
Harga sepasang Murai Batu yang siap kawin berkisar antara 2,5 jt rupiah
sampai 5 jt rupiah. Agak mahal memang, tapi dengan pemeliharaan yang
tepat burung bisa langsung produktif.
Telur
dierami induknya selama dua minggu. Anakan burung biasanya dibiarkan
dipelihara induknya sampai usia sekitar satu minggu. Pada saat itu,
anakan burung dinilai sudah mampu untuk mencerna makanan sendiri dan
bulu-bulunya pun sudah tumbuh sempurna. Anakan burung kemudian siap
dipisahkan dari induknya.
Anakan
burung tangkar biasanya diberi cincin pada kakinya. Lalu, anakan
tersebut dipelihara dalam kandang terpisah. Perlu perhatian yang
intensif agar anakan burung tersebut tidak kelaparan, sakit, atau bahkan
mati. Untuk menurunkan risiko kematian anakan burung, biasanya
penangkar memberikan tambahan vitamin bayi, dan penghangat kandang.
Sedangkan induknya, selepas dipisahkan dari anaknya, biasanya akan segera bertelur setelah sekitar satu atau dua minggu.
Pada
saat usia seperti ini makanan yang diberikan hanya berupa kroto segar.
Pemberian jangkrik dilakukan setelah piyikan berumur sekitar duapuluh
hari.
Dalam
hal pemasaran, murai batu yang mengenakan ring Kiara tersebut tidak
pernah mengalami kendala yang berarti. “Pemasarannya cukup bagus, bahkan
saya sangat kewalahan melayani pesanan. Tapi berhubung jumlah kandang
saya terbatas maka mampunya hanya seperti ini saja, karena hampir semua
kandang sudah diinden,” jelas Anton.
Kematian
indukan bagi penangkar burung adalah momok yang ksangat menakutkan.
Jika disuruh memilih antara kematian piyik dan kematian indukan mereka
hampir sepakat memilih kematian piyikan. Hal ini merupakan pilihan yang
wajar karena kematian indukan berarti pula adalah berhentinya proses
produksi.
Hal
demikian pernah dialami Anton saat dua tahun pertama menang-kar murai
batu. Beberapa indukannya tiba-tiba terlihat kurang sehat, selang
beberapa hari kemudian mati.
“Saya
sempat kebingungan mengantisipasinya, padahal saya sudah menerapkan
anjuran teman-teman penghobi dan penangkar. Mulai kebersihan dan
kesegaran pakan, kebersihan kandang hingga pemberian vitamin. Tapi
kematian indukan selalu saja terjadi. Kalau terjangkit virus kenapa
piyikannya justru sehat dan tidak tertular dan indukan yang lain juga
tidak tertular,” katanya dengan penuh tanda tanya.
la
kemudian menduga-duga, apakah karena faktor lingkungan yang
mempengaruhinya? Dugaan tersebut muncul karena seluruh kandang yang
dibangunnya tidak pernah terkena sinar matahari secara langsung. “Karena
keterbatasan lahan mengakibatkan kandang penangkaran saya tidak bisa
terkena sinar matahari langsung. Apa karena itu yang men-gakibatkan
indukan-indukan tersebut cepat mati,” sambungnya.
Hingga
suatu saat Anton mendapat nasehat dari sesama penghobi yang menyarankan
agar seluruh indukan diberi ulat kandang atau ada juga yang menyebut
ulat balap karena jalannya yang cepat. Ternyata setelah saran tersebut
diterapkan, terjadi perubahan yang cukup positif di penangkarannya.
“Jarang
terjadi ada indukan yang sakit, kalau toh ada, indukan tersebut diberi
antibiotik yang diteteskan di mulutnya. Selang sehari sang induk pasti
sembuh. Bahkan hasil produksinyapun semakin meningkat,” terang:nya
mengenai khasiat ulat kandang.
Anton
mengakui jika secara ilmiah dirinya belum mengetahui kaitan antara ulat
kandang dan kesehatan indukan burung yang ditangkarkannya. Tapi dia
sudah merasakan manfaat memberi pakan indukan murai batu-nya dengan ulat
kandang.
“Semua
indukan dalam setahun bisa berproduksi hingga sepuluh kali setelah saya
beri konsumsi ulat kandang. Bahkan bila betina tidak ngurak dan
pejantan ngurak, produksi tetap bisa berjalan. Tapi biasanya kalau ada
salah satu yang ngurak, pasangannya akan saya gantikan dengan yang lain,
karena saya selalu mempersiapkan pasangan pengganti untuk berjaga-jaga
jika ada salah satu induk yang berhalangan,” paparnya.
0 komentar:
Posting Komentar