Minggu, 21 Oktober 2012

Bisnis ''ROTI''

Bagi Anda yang punya hobi membuat roti, bisa jadi ulasan kali ini bisa menginspirasi Anda untuk membuka toko roti dan kue, seperti yang dilakukan oleh ibu Henny Rossita, pemilik toko roti “Rossita”.
Produk yang ditawarkan toko roti “Rossita” sebenarnya tidak jauh berbeda dari toko roti kebanyakan. Ada black forest, aneka taart, roti pisang, roti keju, coklat kacang, roti semir, tawar manis, isi ayam, roti kering, mandarin, brownies, bolu, aneka snack dan juga bakery.
Yang membuat berbeda dengan toko roti yang lainnya adalah harga yang terjangkau tetapi mutu dan rasanya tidak kalah dengan roti yang lebih mahal. Sebagai gambaran, harga roti yang ditawarkan hanya berkisar antara 1500 sampai 2 ribu rupiah.
Sedangkan untuk cake, aneka taart, black forest dan bakery tergantung dari besar kecilnya pesanan, berkisar antara 25 sampai 150 ribu. Padahal dengan kualitas yang sama, di toko yang lain harganya bisa mencapai 300 ribu rupiah.
Produk unggulan dari toko roti “Rossita” ini sebenarnya terletak pada roti pisangnya. Banyak sekali pelanggannya yang mengatakan bahwa roti pisang buatan Rossita ini lain dari bakery lainnya. “Rasanya benar-benar kena di lidah”, begitu ungkapan dari para pelanggannya.
Proses Pembuatan
Bahan dasar untuk pembuatan roti pada umumnya hampir sama yakni terigu, mentega, gula, garam, telur, dan susu. Perlakuan dalam proses pembuatannya memang berbeda-beda, sebagai contoh pembuatan roti tawar manis. Pertama-tama terigu, gula, susu bubuk dan sedikit ragi dicampur menjadi satu.
Kemudian ditambah dengan telur dan sedikit air es sambil diuleni sampai kalis. Lalu masukkan mentega dan garam, dan diuleni sampai elastis. Adonan didiamkan selama 30 menit setelah itu dikempiskan dan ditimbang dengan berat sesuai kebutuhan kemudian bulatkan dan diamkan lagi sekitar 10 menit.
Adonan digiling hingga menjadi lembaran dan digulung kembali sambil dipadatkan, ulangi proses tersebut sampai dua kali. setelah itu letakkan diatas loyang yang diolesi margarin dan dialas kertas roti, diamkan selam 75 menit sampai mengembang, lalu tutup rapat loyang. Terakhir barulah diopen sekitar 25-35 menit dengan suhu 190 derajad celsius.
Dalam proses pembuatan roti ini Henny Rossita sama sekali tidak mengalami kesulitan karena ia telah 10 tahun menggeluti usaha. Masalah yang paling sering ia alami adalah jika listrik padam sehingga proses pengadukan dengan mixer tidak bisa Dia lakukan.
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan roti ini cukup mudah didapat, seperti mesin roti duduk, open, loyang, mixer, ember, alat-alat pengaduk dan lain-lain. Mesin open duduk berfungsi untuk memanggang roti dalam kapasitas jumlah yang banyak tidak seperti open biasa. Mixer digunakan untuk pengaduk bahan-bahan dalam pembuatan roti.
Selain peralatan yang berhubungan dengan produksi tersebut, ibu Henny Rossita membeli beberapa etalase yang ia taruh di depan ruang usahanya untuk dijadikan sebagai tempat display beberapa roti agar orang yang datang ke tokonya bisa mengetahui secara langsung beberapa contoh roti yang ia buat.
Untuk mendapatkan bahan baku biasanya ia membeli dari beberapa pasar tradisional dan toko bahan kue yang ada di daerah sekitar tempat usahanya. Selain karena letaknya yang dekat dan harganya murah, kualitasnya juga bagus dan terpercaya mengingat ia sudah lama berlangganan di sana.
Sampai saat ini, pelanggan toko roti “Rossita” sudah banyak. Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa. Sistem pembayarannya-pun dirasa cocok oleh para pelanggannya, yaitu dengan membayar DP pada waktu memesan roti dan melunasinya pada waktu roti pesanannya sudah jadi.
Jika Anda berminat, Anda bisa memesan di toko roti “Rossita” baik partai besar maupun partai kecil.
Simulasi Keuntungan Usaha Roti
Pemasukan
Omset = Rp 500.000,00/hari x 30 = Rp 15.000.000,00
Pengeluaran
Bahan baku = Rp 300.000,00 x 30 = Rp 9.000.000,00
4 buah Gas = Rp 78.000,00 x 4 = Rp 312.000,00
Listrik dan air = Rp 250.000,00
Total pengeluaran = Rp 9.562.000,00
Keuntungan Bersih
Rp 15.000.000,00 – Rp 9.562.000,00 = Rp 5.438.000,00

0 komentar:

Posting Komentar